Medan, MarmataNews.id – Ibarat pertandingan sepak bola , Pemilihan Ketua Koordinator Wartawan unit Pemko Medan periode 2024-2026 yang berlangsung ricuh mempergunakan sistem walk out ( WA) bertempat di gedung TP PKK Kota Medan Jalan Rotan, Rabu (06/03/2024) .
Keputusan panitia dinilai tidak sah, karena tidak menjalankan peraturan pemilihan dimana yang kita diketahui ada pemilihan secara aklamasi, surat suara maupun voting dan tidak ada cara walk out.(WO).
''Panitia tidak mempunyai hak me WO kan salah satu kandidat. Pemilihan ini cacat, tidak diakui dan tidak ada di setiap aturan organisasi ,” kata wartawan senior P Sirumapea
Disebutkan sistem WO hanya diketahui dalam pertandingan olah raga apabila salah satu tim lawan yang bertanding tidak datang bukan di dalam pemilihan calon ketua organisasi.
Sementara wartawan senior lainnya Lilik Riadi Dalimunthe menuturkan, panitia pemilihan yang dipimpin Muhammad Said (LKBN Antara) menganulir salah satu kandidat, Muhammad Edison Ginting ( harian Waspada ) yang tidak hadir karena sakit dan memenangkan calon incumbent Syaifullah Defaza (medankinian.com) sebagai Ketua Koordinator terpilih. Padahal, pemilihan belum lagi dilaksanakan.
Muhammad Edi Ginting yang sebelumnya tiga kali berturut-turut menjadi Ketua Koordinator wartawan unit Pemko Medan diketahui sakit dan tengah mendapatkan perawatan di RS Malahayati Medan
Namun keputusan panitia memicu protes dari kubu Edison Ginting. Pasalnya, panitia dinilai secara sepihak menganulir keikutsertaan Edison Ginting.
Terkesan Panitia memihak salah satu calon dan memutuskan pemenangnya adalah Syaifullah sementara tidak ada pemilihan.
“Pemilihan ini tidak sah, karena belum ada pemilihan. Panitia itu penyelenggara bukan pengambil Keputusan. Pengambil Keputusan adalah floor (anggota—red). Untuk apa ratusan wartawan datang ke sini jika tidak memilih. Dalam hal ini kami anggap panitia demisioner dan kami tidak mengakui keputusannya,” ujar salah seorang wartawan senior unit Pemko Medan, Lilik Riadi Dalimunthe, ditemui wartawan usai pemilihan.
Dia juga menyayangkan sikap panitia yang seolah memihak kepada salah satu kandidat. Hal ini terlihat sedari awal proses pemilihan, dimana Daftar Pemilih Tetap (DPT) wartawan yang berhak memilih ternyata tidak sinkron dengan Dinas Kominfo Kota Medan.
“Karena DPT wartawan yang diberi panitia dari Kominfo Medan untuk 2024, banyak wartawan baru yang medianya belum terverifikasi. Sedangkan wartawan lama dengan medianya yang sudah terverifikasi malah tidak masuk dalam DPT untuk pemilihan ketua wartawan ini. Sebenarnya ada apa ini? Berulangkali ditanyakan, jawaban panitia terkesan mengambang dan ‘buang badan’, “ kata Lilik.
Sementara Roy, wartawan yang bertugas di Pemko Medan menegaskan, sikap panitia yang terkesan memihak menunjukkan tak ada demokrasi dalam pemilihan. Hal ini akan berakibat terjadinya perpecahan di kalangan wartawan yang bertugas di unit Pemko Medan.
“Kami menghormati siapapun yang terpilih sebagai ketua. Namun yang kami sesalkan prosesnya yang salah karena keputusan panitia yang memenangkan salah satu kandidat, tanpa ada pemilihan. Sikap panitia seperti inilah yang membuat wartawan jadi terpecah dan menjadi dua kubu. Panitia bukan menyatukan, malah memecah wartawan,” tukas Roy.
Sebelumnya, kegiatan pemilihan Ketua Persatuan Wartawan Pemko Medan dibuka oleh Walikota Medan Bobby Nasution didampingi Kadis Kominfo Medan Arrahman Pane. Selanjutnya mendengar visi misi dua kandidat, Saifullah dan Edison Ginting yang diwakili oleh Markus Pasaribu (harian sumutpos).
Saat beranjak pergi, salah seorang wartawan langsung mencegat Walikota dengan menanyakan mengapa ada 20 wartawan yang tidak masuk dalam DPT. Sementara wartawan tersebut pada tahun lalu terdata dan mendapatkan kerjasama dari Dinas Kominfo Medan.
Menanggapi itu, Walikota meminta Arrahman Pane selaku Kadis Kominfo Medan memberikan jawaban. Arrahman beralasan panitia meminta daftar wartawan yang masuk ke Kominfo Medan, bukan yang mendapatkan kerjasama.
Terkait keabsahan pemilih, pihaknya menyerahkan kepada panitia. “Proses pemilihan ini kami serahkan ke panitia, apa syarat dan lainnya. Kami hanya memberikan daftar wartawan yang diminta,” kata Arrahman Pane. (M/ndo)